Kipas Merah, Kedelai Andalan Khas Bireuen Aceh



Kipas Merah, Kedelai Andalan Khas Bireuen Aceh

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Aceh memiliki kedelai kipas merah, varietas kedelai khas Bireuen yang produksinya tinggi, berkisar antara 2,5 hingga 3,5 ton per hektare (ha). Kedelai andalan Aceh ini, prospeknya cemerlang dalam mencapai swasembada kedelai nasional pada tahun 2017.

Tapi kini, bibitnya sudah sangat langka. Itu sebab, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh memprioritaskan upaya penyelamatan kedelai varietas kipas merah ini.

Kepala BPTP Aceh, Ir Basri A Bakar MSi kepada Serambi (Tribunnews.com Network) dari Jakarta, Selasa (9/6/2015) kemarin mengatakan, ia merasa terpanggil untuk menyelamatkan kedelai kipas merah dari kepunahan melalui Pengembangan Model Kawasan Mandiri Benih Kedelai. 

"Tahun ini BPTP Aceh kembali melakukan pemurnian kedelaikipas merah seluas 0,2 hektare di Desa Alue Bunoe, Kecamatan Peusangan," kata Basri.

Rata-rata hasil kedelai kipas merah Bireuen saat ini mencapai 2,5 ton per ha, dengan potensi hasil bisa mencapai 3,5 ton per ha. Dalam penelitian terakhir BPTP Aceh tahun 2010 di Desa Baro, Kecamatan Kembang Tanjung, Pidie, hasil panen kedelai jenis ini malah bisa mencapai 3,0 ton per ha.

Intinya, kata Basri, kedelai varietas kipas merah ini memberikan prospek baik, bahkan cemerlang, untuk program Upsus guna mencapai swasembada kedelai pada tahun 2017.

Di tingkat nasional, varietas kipas merah ini pertama kali di-launching oleh Menteri Pertanian tahun 2008, sebagai salah satu varietas unggul atas usulan Pemerintah Kabupaten (Pemkab)Bireuen. Tapi, dalam pengembangan sekarang kedelai jenis ini mengalami kendala, karena sulitnya mendapatkan benih sumber, terutama kelas breeder seed (benih inti).

Apabila kondisi seperti itu terus dibiarkan, maka varietas kipas merah dikhawatirkan tak murni lagi akibat bercampur dengan varietas lain, seperti anjasmoro, grobogan, burangrang, dan lain-lain.

BPTP Aceh telah merekomendasikan dua varietas kedelai yang cocok untuk Aceh, yaitu anjasmoro dan kipas merah Bireuen. Varietas anjasmoro mempunyai biji besar, cocok untuk tempe. Sedangkan kipas merah berbiji sedang, sangat cocok untuk tahu dan susu karena proteinnya mencapai 30 persen, lemaknya 20 persen.

Penanggung jawab kegiatan pemurnian ini, Ir Iskandar MSi menyebutkan, umur kedelai kipas merah yang mereka tanam saat ini sudah mencapai dua bulan dan telah dilakukan rouguing. Rouguing ini bertujuan untuk mempertahankan kemurnian dan mutu genetik varietas kedelai kipas merah Bireuen, sebagai salah satu komoditas andalan Aceh.

Seleksi untuk pemurnian ini dilakukan dua tahap. Hasil panen medio Juni ini akan ditanam kembali untuk diseleksi lagi pada tahap kedua. Dari tahapan inilah akan didapatkan benih inti minimal 200 kg. 

Komentar

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus

Posting Komentar