Sejarah Forum Kakao Aceh

Sejarah Forum Kakao Aceh

FKA-a
 Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang berperan sangat penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Dalam hal ini, pemerintah Aceh telah menetapkan komoditi kakao sebagai salah satu potensi pengembangan ekonomi daerah. Tanaman kakao tersebar di 20 Kabupaten/ Kota dalam wilayah Provinsi Aceh.
Secara keseluruhan luas areal perkebunan kakao Aceh adalah 72, 773 hektar perkebunan masyarakat yang melibatkan sekitar 220.000 petani dengan jumlah produksi mencapai 20.000 ton per tahun. Luas areal ini belum termasuk sekitar 120.000 ha lahan “tidur” potensial yang tedata dan dapat dikonveksi menjadi lahan kakao (Data tahun 2010).
Lebih jauh, keberadaan forum dilatar belakangi oleh faktor eksternal dan internal. Beberapa faktor eksternal yaitu; adanya potensi dan prospek ekonomi kakao lokal, pesatnya perkembangan jaringan kerja perkakaoan global dan Nasional, kompleksitas dan spesifikasi kendala dan tantangan yang mengharuskan semua pemangku kepentingan terlibat baik yang terkait langsung maupun tidak. Adapun faktor internal di antaranya; ketersediaan sumber daya manusia yang relatif baik, telah terjalinnya rantai- nilai kakao di Aceh, motivasi yang kuat dari para pemangku kepentingan dan telah adanya embrio forum atas inisiasi awal pembentukannya.
Forum Kakao Aceh (FKA) digagas pertama sekali melalui program APED- UNDP pada tanggal 6 Agustus 2007 dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh Staf Kantor Gubernur NAD, BAPPEDA NAD, Disbun NAD, Dinas Perindagkop NAD, UNDP, GTZ German, BRR NAD- Nias, Perwakilan Kedutaan Jepang, Ekonid dan petani kakao dari Pidie. Pertemuan ini langsung di pimpin oleh kepala BAPPEDA Aceh, Prof.Dr.Abdul Rahman Lubis.MSc. Setelah terbentuk, anggota FKA terdiri dari perwakilan sektor swasta seperti pedagang kakao, perwakilan dari instasi pemerintah, perwakilan dari lembaga penelitian, dan perwakilan dari kelompok petani kakao. Pembentukan FKA untuk pertama kalinya disosialisasikan di Kabupaten Pidie Jaya dan Aceh Utara.
Dalam pertemuan Forum Kakao Aceh II telah dipilih Hamzah dan Cut Sakdiah sebagai Ketua dan Sekretaris untuk periode Tahun 2007- 2009. Mereka dipilih dari 13 anggota Komite Eksekutif dariberbagai unsur. Namun, kepengurusan dan rencana kerja forum tersebut belum berjalan seperti yang diharapkan terutama disebabkan konsep pengembangannya belum tersusun sehingga tidak ada panduan yang jelas tentang arah dan tujuan forum selanjutnya seiring dengan akan berakhirnya project APED-UNDP maka sebagai pengagas berupaya memikirkan tentang keberlanjutan Forum Kakao Aceh. Sehingga dengan berbagai pertimbangan pada hari Kamis tanggal 24 Juni 2010 bertempat di Hotel The Pade dilakukan serah terima pembinaan dan pengembangan untuk keberlanjutan Forum Kakao Aceh dari APED-UNDP ke Swisscontact. Serah terima ini ditandatangani oleh M.Madya Akbar selaku project manager APED-UNDP dan Manfred Borer selaku Project Manager Swisscontact yang disaksikan unsur pemerintah seperti Bappeda, Dishutbun, Disperindagkop provinsi dan kabupaten, kalangan swasta dan petani serta para pedagang kakao dari berbagai kabupaten penghasil kakao di Aceh.
FKA-b
Pada tanggal 21 Oktober 2010 di Hotel Grand Nanggroe Banda Aceh Tim Perumus bertemu untuk membahas draf renstra, ad/art dan rencana pemilihan pengurus baru periode 2010-2013. Selanjutnya pada tanggal 21 Desember 2010 seluruh stakeholder Kakao yang ada di Aceh berkumpul di Hotel Oasis Banda Aceh untuk mengikuti pertemuan Forum Kakao Aceh III yang bertujuan untuk mematangkan dan menetapkan AD- ART, Rencana Strategis dan memilih Ketua serta pengurus FKA untuk periode 2011- 2013. Selama satu hari penuh akhirnya semua yang dibahas dapat disepakati dan secara demokratis pengurus yang terpilih adalah: Drs. Hasanuddin Darjo, MM sebagai Ketua, Muhammad Madya Akbar, MBA sebagai ketua I dan H. Bahktiar Azis sebagai ketu II. Kepada pengurus yang terpilih diharapkan untuk dapat menyusun dan menjalankan program kerja secara maksimal demi terwujudnya visi Forum Kakao Aceh.
Untuk lebih mengoptimalkan kinerjanya, pada tanggal 1 Januari 2011 Forum Kakao Aceh juga merekrut Manager Operasional dan Administasi/ Keuangan. Disamping itu Forum Kakao Aceh juga telah memiliki kantor yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung yang berkedudukan di lingkungan kampus Universitas Syiah Kuala Banda Aceh sehingga diharapkan keberadaannya akan eksis menuju kemandirian dan tentunya harus menjadi perhatian semua pihak agar keberadaan dan perannya terus berlanjut.
Sumber : http://www.forumkakaoaceh.or.id/index.php/sejarah-fka

Komentar